PT. Rifan Financindo Berjangka
- Dalam perkembangan
terbaru, tayangan video yang menampilkan calon presiden potensial, Ganjar
Pranowo, saat melantunkan panggilan untuk shalat (Azan) di salah satu stasiun
televisi swasta telah memicu perdebatan sengit. Direktur Jaringan Muslim Madani
(JMM), Syukron Jamal, telah memberikan pandangannya mengenai masalah ini,
dengan tegas menyatakan bahwa tayangan ini bukanlah soal identitas politik. Ia
menekankan bahwa, jika dilihat dalam konteks penyebaran agama, ini adalah
ajakan untuk berbuat kebaikan dari seorang tokoh masyarakat.
Pandangan Jamal berfokus pada
aspek positif dari video tersebut. Ia melihatnya sebagai dorongan bagi individu
untuk terlibat dalam ibadah dan berbuat baik. Baginya, perdebatan muncul karena
beragam interpretasi mengenai simbolisme politik, yang pada dasarnya bersifat
subjektif. Ia menjelaskan bahwa absennya simbol partai politik atau atribut
membuat pesan ini menjadi non-partisan.
Baca juga : DUKUNGAN MICROSOFT UNTUK SURFACE DUO BERAKHIR SETELAH HANYA 3 TAHUN
Ia membuat perbandingan dengan
tayangan serupa yang menampilkan tokoh masyarakat lain, seperti mantan Gubernur
Jakarta, Anies Baswedan, dalam menyambut waktu berbuka puasa selama Ramadan.
Jamal melihat tayangan-tayangan ini sebagai praktik umum yang mendukung
semangat Ramadan, bukan sebagai tindakan identitas politik atau agama.
Kontroversi ini juga mendorong
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk meminta klarifikasi dari stasiun
televisi yang bertanggung jawab atas penayangan video Azan tersebut. Mereka
ingin memastikan niat di balik penyiaran tersebut.
Pada intinya, argumen Jamal membedakan identitas politik dari eksploitasi tempat ibadah untuk kampanye politik atau peluncuran kampanye negatif terhadap kandidat lain. Ini adalah perspektif yang mendalam yang menekankan pentingnya memahami konteks dan niat di balik tayangan seperti ini.
PT. Rifan Financindo Berjangka
- Glh
No comments:
Post a Comment