PT. Rifan Financindo Berjangka - Dalam pernyataan terbarunya, Anies Baswedan, kandidat kuat dalam perlombaan presiden, mengungkapkan kekhawatiran tentang kerumitan mengajukan pinjaman rumah, yang dikenal sebagai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia. Namun, apakah prosesnya benar-benar sesulit yang ia gambarkan?
Syarifah Syaukat, seorang
konsultan properti dari Knight Frank Research, memberikan pandangan tentang
masalah ini. Menurut Syaukat, transaksi properti saat ini secara dominan
bergantung pada KPR. Dia mengungkapkan bahwa Bank Indonesia mencatat serapan KPR
sekitar Rp 5,861 miliar dalam tiga tahun terakhir.
Baca juga : SPORTS NEWS UPDATE - Barcelona Bersiap untuk Bentrok Melawan Porto
Kendala terkait generasi muda,
khususnya Generasi Z dan Milenial, dalam mengakses KPR seringkali berkaitan
dengan pemeriksaan keuangan. Syaukat menyebutkan bahwa hal ini terkait dengan
pilihan gaya hidup kedua generasi tersebut. Namun, dia menekankan bahwa para
pengembang sedang menyesuaikan produk perumahan mereka untuk memenuhi kebutuhan
dan kemampuan finansial demografi muda tersebut. Ini termasuk opsi uang muka
rendah dan tenor pembayaran yang lebih panjang.
Selain itu, lembaga keuangan
memperkenalkan program-program yang disesuaikan untuk Milenial. Program-program
ini umumnya memungkinkan individu yang berusia minimal 21 tahun untuk
mengajukan, dengan menawarkan periode pembayaran yang diperpanjang dan tingkat
bunga rendah, baik tetap maupun mengambang. Untuk menyederhanakan proses KPR
lebih lanjut, bank-bank menjajaki platform digital untuk pendaftaran dan
verifikasi yang mudah.
PT. Rifan Financindo Berjangka - Glh
No comments:
Post a Comment